Sabtu, 15 November 2008

Panglima TNI Djoko Santoso terpilih menjadi Ketua Umum (ketum) PB PBSI

dari okezone.com

Akhirnya Ketua Umum PBSI diganti juga sama yang baru, ....
MAsa Orang yang dipenjara/udah pernah dipenjara dibiarin aja njabat jadi Ketum PBSI, emangnya udah nggak ada lage pa rang pinter selain Nurdin Halid.... kan masih banyak yang laen... Sampe sampe Indonesia nggak bisa maen di Liga Champion ASia, cuman gara Ketum-nya MAsih Nurdin Halid....
JYah anyway, moga2 Ketum Yang baru bisa membua sepakbola Indonesia makin Maju...
Bravo sepakbola Indonesia....:D :D :D

JAKARTA - Panglima TNI Djoko Santoso terpilih menjadi Ketua Umum (ketum) PB PBSI periode 2008-2012 secara aklamasi. Pembentukan kepengurusan baru pun menjadi prioritasnya setelah terpilih melalui Musyawarah Nasional (Munas) di Hotel Sultan, Senayan, Sabtu (15/11/2008).

Orang nomor satu di TNI itu terpilih melalui dukungan dari 32 Pengurus Daerah (Pengda) yang hadir dalam Munas tersebut.
Dia pun otomatis terpilih setelah menjadi satu-satunya calon tunggal yang bersedia menjadi ketum baru menggantikan posisi Sutiyoso.

Sebelum terpilih, Djoko menjalani prosedur yakni memberikan surat pernyataan secara resmi kepada dewan sidang. Surat tersebut berisi kesiapannya untuk dicalonkan menjadi ketum.

"Setelah mendengar, memperhatikan 32 dukungan Pengda. Maka, pada tanggal 14 November 2008. Saya Jenderal TNI Djoko Santoso menyatakan dengan sesungguhnya siap dan bersedia dicalonkan sebagai calon ketua umum PB PBSI periode 2008-2012," dalam pernyataannya.

Pernyataan itu disambut dengan pernyataan resmi oleh Ketua Pimpinan Sidang Munas Paris Yusuf. Dia menerangkan terhitung mulai hari ini Djoko Santoso terpilih sebagai ketum PB PBSI periode 2008-2012 secara aklamasi.

Menurutnya, sudah tidak ada lagi keraguan menetapkan sosok Djoko sebagai ketum baru. Selain berstatus calon tunggal, dia telah didukung mayoritas pengda yang ikut dalam penentuan keputusan tersebut.

"Jadi, mulai hari ini, dia resmi menjadi ketum yang baru menggantikan posisi Sutiyoso sebelumnya," ungkapnya.

Keputusan mengangkat sosok jenderal itu diharapkan akan menjadi media dalam mengatasi permasalahan otoritas bulutangkis sejauh ini. Mulai dari pendanaan hingga pembinaan regenerasi atlet ke depannya.

Maklum, sebelum Munas, masalah pendanaan atlet sempat memanas ketika beberapa pebulutangkis pelatnas Cipayung gagal berangkat mengikuti partai tersisa di turnamen super series dan grand prix 2008.
(Edi Yulianto/Sindo/hmr)

Tidak ada komentar:

Bookmarks